Menghafal Qur’an dan Pembebasan Palestina
oleh : SYAIKH DR MAHMOD AS-SYARIF
Ulama’ Palestina
Saudaraku se iman rahimakumullah
Apa Hubungan Menghafal Al Qur’an dengan Pembebasan Palestina ?
Cobalah kita simak kisah berikut terlebih dahulu
Pada suatu hari, seorang wali kota Mekkah mengunjungi kota Madinah untuk memenuhi beberapa kebutuhan-kebutuhan yang harus diselesaikan, kemudian bertemulah wali tersebut dengan Umar bin Khattab ra. yang memang tinggal di kota Madinah. Umar bin Khattab ra. pun bertanya kepadanya “Kenapa kamu di Madinah?” ia pun menjawab “saya membutuhkan beberapa hal yang harus saya dapatkan di Madinah”, Amirul Mu’minin kembali bertanya “Bagaimana dengan urusan di kota Mekkah? Apa kau punya orang yang mewakilkanmu disana?” dia pun menjawab ”ada wahai amiirul mu’minin” “Siapa?” “Ibnu ‘Abzah” “Siapa itu?” “Dia seorang Maula (Mantan budak yang telah dibebaskan)” ”Maula ?!” Tanya Umar bin Khattab dengan marah ”Bagaimana bisa kamu menunjuk seorang maula sebagai seorang penggantimu, untuk mengurusi kota yang dulu Nabi saw berdakwah didalamnya, dan memiliki sejarah luar biasa di dalamnya?” “Sabar wahai Amiirul Mu’minin, sesungguhnya Maula tersebut adalah orang yang paling mengerti Kitabullah” Umar bin Khattab pun reda dari marahnya lalu menjawab “Ahsanta (Kamu sudah betul) kalau pertimbanganmu adalah pemahamannya terhadap Al Qur’an, Sesungguhnya Allah mengangkat seseorang dengan Al Qur’an, dan meletakkan seseorang yang tidak mau mendasari dengan Al Qur’an.“
Allah mengangkat mereka yang mengilmui Al Qur’an, mengamalkannya, dan mengajarkannya, maka merekalah orang yang memiliki derajat tinggi di sisi Allah di Dunia dan Akhirat. Adapun orang yang tidak memperhatikan Al Qur’an, walaupun mereka membawa Al Qur’an bahkan menghafalkannya akan tetapi mereka tidak mengetahui apa isi nya, tidak mengamalkan kandungannya, inilah sebab Allah menjadikan mereka menjadi kaum yang paling rendah kedudukannya. Allah akan menimpakan kepada hatinya rasa gelisah, galau, kesedihan, dan rasa sempit lainnya.
Maka dengan kita memahami kisah di atas, kita akan memahami hubungan antara Al Qur’an dengan pembebasan Palestina.
Saudaraku, pertikaian antara Al-Haq dan yang Bathil di muka Bumi ini tidak akan pernah berhenti sampai hari kiamat. Karena ini merupakan sunnatullah (Ketetapan Allah). Maka bisa kita lihat fenomena yang terjadi di Palestina sekarang, ada sebuah negeri yang didalamnya ada teknologi paling mutakhir, persenjataan yang hebat, tidak mampu mengalahkan pemuda-pemuda Palestina yang bahkan tidak memiliki kompetensi militer sekalipun. ini adalah sebuah keajaiaban yang Allah pertontonkan kepada seluruh Dunia bahwa Palestina dengan pasukan yang sedikit, SDA yang tidak ada, Pertanian tidak punya, bahkan air juga kesulitan, tapi Palestina masih bertahan hingga sampai saat ini.
Orang Zionis yang ada di Israel telah menguasai sebagian besar daerah yang ada di Palestina, tetapi ada satu pemukiman kecil yang ada di Palestina yakni Gaza yang tidak bisa dikuasai oleh orang orang Zionis, padahal panjang daerah nya dari utara ke selatan hanya 37 km. Sampai sekarang zionis tidak bisa menakhlukan kota kecil tersebut. Bahkan mereka sudah berkali-kali mencoba untuk menguasai daerah tersebut, mulai dari tahun 1948, 1956, 1967, 2008, 2014, 2020. Namun tetap tidak bisa mereka kuasai.
Kenapa bisa terjadi seperti itu ?
Dengan peristiwa tersebut, bisa kita mengerti perbedaan antara Perjuangan Qoumiyyah (didasari suatu daerah atau kenegaraan) dan perjuangan Islamiyyah (didasari keislaman).
Apabila orang Palestina hanya menyerukan “Palestine..! Palestine,,,!” saja, maka zionis akan dengan mudah menguasai daerah mereka karena mereka tidak akan ditolong Allah SWT, Akan tetapi apabila yang mereka serukan adalah “Islamiyyah..!! .Islamiyyah…!!” Allah akan terus teguhkan kaki-kaki mereka, Allah kuatkan mereka, dan tidak ada batas bagi mereka untuk terus berjuang, bahkan siapapun bisa ikut berkontribusi dalam perjuangan tersebut. Itulah mengapa orang-orang Gaza masih eksis sampai sekarang dalam perlawanannya melawan zionis yang ada di Israel. Jumlah penduduk di Gaza itu tidak sampai 2 Juta orangs, akan tetapi di setiap tahunnya mereka melahirkan 200.000 hafidz Al Qur’an. Maa syaa Allah.
Dikisahkan suatu ketika seorang ustadz pergi ke suatu madrasah, ia pun menanyakan kepada siswa-siswa yang sedang duduk di hadapannya, “Ada yang bawa Mushaf ?” seluruh siswa dengan semangat mengangkat mushaf-mushaf mereka, anak-anak disana sangat berpegang teguh dengan Al-Qur’an sampai mereka tidak lupa untuk berbekal Mushaf Al Qur’an di saku mereka. Akan tetapi ada 2 siswa yang tidak membawa mushaf, kemudian ditanya kepada mereka “Kenapa kalian tidak membawa mushaf?” mereka menjawab “kami sudah menghafalnya di luar kepala”.
“Coba kau baca ini ….. ini ….. dan ini …… “ anak tersebut kemudian membacakan surat tersebut, disebutkan surat apa, ayat berapa, kemudian dilanjutkan sampai akhir surat. Ustadz tersebut kembali mengetes anak itu “Baca ini… ini … dan ini….. “anak tersebut kemudian membacakan surat tersebut, disebutkan surat ke berapa, ayat berapa, kemudian dilanjutkan sampai akhir surat. Ustadz tersebut pun berakata “Mungkin anak-anak inilah penyebab Allah masih memberikan pertolongannya untuk kita sampai sekarang”
Allah berfirman dalam QS. AL Hajj ayat 40 :
وَلَيَنصُرَنَّ اللَّهُ مَن يَنصُرُهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ
Artinya : ”Allah pasti akan menolong orang yang menolog-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuwat lagi Maha Perkasa”
Allah tidak membutuhkan pertolongan siapapun, karena Allah Maha Perkasa, justru kitalah yang membutuhkan pertolongan Allah. Lalu apa yang dimaksud dengan menolong Allah ?
Yang dimaksud menolong Allah ialah menonolong agama Alah, menolong kitabullah, menolong sunnah rosulullah. Dengan cara memahami kitabullah, mengamalkannya, mengamalkannya dan mendakwahkannya.
Ketika seseorang bertanya kepada para pejuang (Mujahidin) di Gaza, “Apa yang ada di pakaian kalian?”, tentu saja mereka membawa geranat, peluru, dan bahan tempur lainnya, akan tetapi ada satu hal yang tidak pernah lupa untuk mereka bawa di saku sebelah kiri bagian dada mereka, mereka ditanya “apa yang ada di dalamnya?” mereka kemudian menunjukkan bahwa yang ada di dalamnya ada sebuah mushaf. Berbeda dengan prajurit-prajurit yang hanya fokus pada kekuatan tempur, peralatan, dan sebagainya, mereka yang berada di Palestina lebih fokus dengan Al Qur’an yang mereka jaga.
Maka tidak ada jalan lain bagi kita untuk membebaskan Al-Aqsha melainkan dengan Al Qur’an dan Sunnah Rosulullah saw, hal itu dilakukan dengan mempelajarinya, mengamalkannya, mengajarkannya, menjiwainya serta menjadi sosok yang mempresentasikan apa yang ada di dalam Al-Qur’an. Karena dengan itulah Allah memenangkan Islam, dan dengan itulah musuh-musuh Allah takut dengan Islam.
Dan perlu kita perhatikan benar-benar pemahaman menyimpang yang telah merebak di kalangan kaum muslim yakni pemahaman yang membedakan atau memisahkan antara Al Qur’an dan Assunnah. Allah swt tidak akan pernah menerima orang yang hanya beramal berdasar Al Qur’an saja dan mengesampingkan sunnahnya Rosulullah.
عَنْ الْمِقْدَامِ بْنِ مَعْدِي كَرِبَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ أَلَا إِنِّي أُوتِيتُ الْكِتَابَ وَمِثْلَهُ مَعَهُ أَلَا يُوشِكُ رَجُلٌ شَبْعَانُ عَلَى أَرِيكَتِهِ يَقُولُ عَلَيْكُمْ بِهَذَا الْقُرْآنِ فَمَا وَجَدْتُمْ فِيهِ مِنْ حَلَالٍ فَأَحِلُّوهُ وَمَا وَجَدْتُمْ فِيهِ مِنْ حَرَامٍ فَحَرِّمُوهُ أَلَا لَا يَحِلُّ لَكُمْ لَحْمُ الْحِمَارِ الْأَهْلِيِّ وَلَا كُلُّ ذِي نَابٍ مِنْ السَّبُعِ وَلَا لُقَطَةُ مُعَاهِدٍ إِلَّا أَنْ يَسْتَغْنِيَ عَنْهَا صَاحِبُهَا وَمَنْ نَزَلَ بِقَوْمٍ فَعَلَيْهِمْ أَنْ يَقْرُوهُ فَإِنْ لَمْ يَقْرُوهُ فَلَهُ أَنْ يُعْقِبَهُمْ بِمِثْلِ قِرَاهُ
Artinya : Dari Al Miqdam bin Ma’di Karib dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Ketahuilah, sesungguhnya aku diberi Al -Qur’an dan yang semisal bersamanya (As Sunnah). Lalu ada seorang laki-laki yang dalam keadaan kekenyangan duduk di atas kursinya berkata, “Hendaklah kalian berpegang teguh dengan Al-Qur’an! Apa yang kalian dapatkan dalam Al-Qur’an dari perkara halal maka halalkanlah. Dan apa yang kalian dapatkan dalam Al-Qur’an dari perkara haram maka haramkanlah. Ketahuilah! Tidak dihalalkan bagi kalian daging himar jinak, daging binatang buas yang bertaring dan barang temuan milik orang kafir mu’ahid (kafir dalam janji perlindungan penguasa Islam, dan barang temuan milik muslim lebih utama) kecuali pemiliknya tidak membutuhkannya. Dan barangsiapa singgah pada suatu kaum hendaklah mereka menyediakan tempat, jika tidak memberikan tempat hendaklah memberikan perlakukan sesuai dengan sikap jamuan mereka.”
Pembaca sekalian apabila kita ingin dimenangkan oleh Allah, maka kita harus berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi saw. Dan apabila kita ingin dituliskan sebagai seorang syuhada’ maka kita juga harus berpegang teguh dengan Al Qur’an dan Sunnah Nabi”
Demikian artikel yang bisa disampaikan, semoga kita bisa menjadi muslim yang berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan Sunnah Rosulullah. Serta, semoga kita termasuk orang-orang yang dicatat sebagai pejuang pembebas Pallestina.. Aamiin.
Wallahu A’lam Bish showab