20180304-palestina-merdeka

Menghafal Qur’an dan Pembebasan Palestina

oleh : SYAIKH DR MAHMOD AS-SYARIF

Ulama’ Palestina

 

Saudaraku se iman rahimakumullah

Apa Hubungan Menghafal Al Qur’an dengan Pembebasan Palestina ?

Cobalah kita simak kisah berikut terlebih dahulu

Pada suatu hari, seorang wali kota Mekkah mengunjungi kota Madinah untuk memenuhi beberapa kebutuhan-kebutuhan yang harus diselesaikan, kemudian bertemulah wali tersebut dengan Umar bin Khattab ra. yang memang tinggal di kota Madinah. Umar bin Khattab ra. pun bertanya kepadanya “Kenapa kamu di Madinah?” ia pun menjawab “saya membutuhkan beberapa hal yang harus saya dapatkan di Madinah”, Amirul Mu’minin kembali bertanya “Bagaimana dengan urusan di kota Mekkah? Apa kau punya orang yang mewakilkanmu disana?” dia pun menjawab ”ada wahai amiirul mu’minin” “Siapa?” “Ibnu ‘Abzah” “Siapa itu?” “Dia seorang Maula (Mantan budak yang telah dibebaskan)” ”Maula ?!” Tanya Umar bin Khattab dengan marah ”Bagaimana bisa kamu menunjuk seorang maula sebagai seorang penggantimu, untuk mengurusi kota yang dulu Nabi saw berdakwah didalamnya, dan memiliki sejarah luar biasa di dalamnya?” “Sabar wahai Amiirul Mu’minin, sesungguhnya Maula tersebut adalah orang yang paling mengerti Kitabullah” Umar bin Khattab pun reda dari marahnya lalu menjawab “Ahsanta (Kamu sudah betul) kalau pertimbanganmu adalah pemahamannya terhadap Al Qur’an, Sesungguhnya Allah mengangkat seseorang dengan Al Qur’an, dan meletakkan seseorang yang tidak mau mendasari dengan Al Qur’an.“

Allah mengangkat mereka yang mengilmui Al Qur’an, mengamalkannya, dan mengajarkannya, maka merekalah orang yang memiliki derajat tinggi di sisi Allah di Dunia dan Akhirat. Adapun orang yang tidak memperhatikan Al Qur’an, walaupun mereka membawa Al Qur’an bahkan menghafalkannya akan tetapi mereka tidak mengetahui apa isi nya, tidak mengamalkan kandungannya, inilah sebab Allah menjadikan mereka menjadi kaum yang paling rendah kedudukannya.  Allah akan menimpakan kepada hatinya rasa gelisah, galau, kesedihan, dan rasa sempit lainnya.

Maka dengan kita memahami kisah di atas, kita akan memahami hubungan antara Al Qur’an dengan pembebasan Palestina.

Saudaraku, pertikaian antara Al-Haq dan yang Bathil di muka Bumi ini tidak akan pernah berhenti sampai hari kiamat. Karena ini merupakan sunnatullah (Ketetapan Allah). Maka bisa kita lihat fenomena yang terjadi di Palestina sekarang, ada sebuah negeri yang didalamnya ada teknologi paling mutakhir, persenjataan yang hebat, tidak mampu mengalahkan pemuda-pemuda Palestina yang bahkan tidak memiliki kompetensi militer sekalipun. ini adalah sebuah keajaiaban yang Allah pertontonkan kepada seluruh Dunia bahwa Palestina dengan pasukan yang sedikit, SDA yang tidak ada, Pertanian tidak punya, bahkan air juga kesulitan, tapi Palestina masih bertahan hingga sampai saat ini.

Orang Zionis yang ada di Israel telah menguasai sebagian besar daerah yang ada di Palestina, tetapi ada satu pemukiman kecil yang ada di Palestina yakni Gaza yang tidak bisa dikuasai oleh orang orang Zionis, padahal panjang daerah nya dari utara ke selatan hanya 37 km. Sampai sekarang zionis tidak bisa menakhlukan kota kecil tersebut. Bahkan mereka sudah berkali-kali mencoba untuk menguasai daerah tersebut, mulai dari tahun 1948, 1956, 1967, 2008, 2014, 2020. Namun tetap tidak bisa mereka kuasai.

Kenapa bisa terjadi seperti itu ?

Dengan peristiwa tersebut, bisa kita mengerti perbedaan antara Perjuangan Qoumiyyah (didasari suatu daerah atau kenegaraan) dan perjuangan Islamiyyah (didasari keislaman).

Apabila orang Palestina hanya menyerukan “Palestine..! Palestine,,,!” saja, maka zionis akan dengan mudah menguasai daerah mereka karena mereka tidak akan ditolong Allah SWT, Akan tetapi apabila yang mereka serukan adalah “Islamiyyah..!! .Islamiyyah…!!” Allah akan terus teguhkan kaki-kaki mereka, Allah kuatkan mereka, dan tidak ada batas bagi mereka untuk terus berjuang, bahkan siapapun bisa ikut berkontribusi dalam perjuangan tersebut. Itulah mengapa orang-orang Gaza masih eksis sampai sekarang dalam perlawanannya melawan zionis yang ada di Israel.  Jumlah penduduk di Gaza itu tidak sampai 2 Juta orangs, akan tetapi di setiap tahunnya mereka melahirkan 200.000 hafidz Al Qur’an. Maa syaa Allah.

Dikisahkan suatu ketika seorang ustadz pergi ke suatu madrasah, ia pun menanyakan kepada siswa-siswa yang sedang duduk di hadapannya, “Ada yang bawa Mushaf ?” seluruh siswa dengan semangat mengangkat mushaf-mushaf mereka, anak-anak disana sangat berpegang teguh dengan Al-Qur’an sampai mereka tidak lupa untuk berbekal Mushaf Al Qur’an di saku mereka. Akan tetapi ada 2 siswa yang tidak membawa mushaf, kemudian ditanya kepada mereka “Kenapa kalian tidak membawa mushaf?” mereka menjawab “kami sudah menghafalnya di luar kepala”.

“Coba kau baca ini ….. ini ….. dan ini …… “ anak tersebut kemudian membacakan surat tersebut, disebutkan surat apa, ayat berapa, kemudian dilanjutkan sampai akhir surat. Ustadz tersebut kembali mengetes anak itu “Baca ini… ini … dan ini….. “anak tersebut kemudian membacakan surat tersebut, disebutkan surat ke berapa, ayat berapa, kemudian dilanjutkan sampai akhir surat. Ustadz tersebut pun berakata “Mungkin anak-anak inilah penyebab Allah masih memberikan pertolongannya untuk kita sampai sekarang”

Allah berfirman dalam QS. AL Hajj ayat 40 :

وَلَيَنصُرَنَّ اللَّهُ مَن يَنصُرُهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ

      Artinya  : ”Allah pasti akan menolong orang yang menolog-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuwat lagi Maha Perkasa”

Allah tidak membutuhkan pertolongan siapapun, karena Allah Maha Perkasa, justru kitalah yang membutuhkan pertolongan Allah. Lalu apa yang dimaksud dengan menolong Allah ?

Yang dimaksud menolong Allah ialah menonolong agama Alah, menolong kitabullah, menolong sunnah rosulullah. Dengan cara memahami kitabullah, mengamalkannya, mengamalkannya dan mendakwahkannya.

Ketika seseorang bertanya kepada para pejuang (Mujahidin) di Gaza, “Apa yang ada di pakaian kalian?”, tentu saja mereka membawa geranat, peluru, dan bahan tempur lainnya, akan tetapi ada satu hal yang tidak pernah lupa untuk mereka bawa di saku sebelah kiri bagian dada mereka, mereka ditanya “apa yang ada di dalamnya?” mereka kemudian menunjukkan bahwa yang ada di dalamnya ada sebuah mushaf. Berbeda dengan prajurit-prajurit yang hanya fokus pada kekuatan tempur, peralatan, dan sebagainya, mereka yang berada di Palestina lebih fokus dengan Al Qur’an yang mereka jaga.

Maka tidak ada jalan lain bagi kita untuk membebaskan Al-Aqsha melainkan dengan Al Qur’an dan Sunnah Rosulullah saw, hal itu dilakukan dengan mempelajarinya, mengamalkannya, mengajarkannya, menjiwainya serta menjadi sosok yang mempresentasikan apa yang ada di dalam Al-Qur’an. Karena dengan itulah Allah memenangkan Islam, dan dengan itulah musuh-musuh Allah takut dengan Islam.

Dan perlu kita perhatikan benar-benar pemahaman menyimpang yang telah merebak di kalangan kaum muslim yakni pemahaman yang membedakan atau memisahkan antara Al Qur’an dan Assunnah. Allah swt tidak akan pernah menerima orang yang hanya beramal berdasar Al Qur’an saja dan mengesampingkan sunnahnya Rosulullah.

عَنْ الْمِقْدَامِ بْنِ مَعْدِي كَرِبَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ أَلَا إِنِّي أُوتِيتُ الْكِتَابَ وَمِثْلَهُ مَعَهُ أَلَا يُوشِكُ رَجُلٌ شَبْعَانُ عَلَى أَرِيكَتِهِ يَقُولُ عَلَيْكُمْ بِهَذَا الْقُرْآنِ فَمَا وَجَدْتُمْ فِيهِ مِنْ حَلَالٍ فَأَحِلُّوهُ وَمَا وَجَدْتُمْ فِيهِ مِنْ حَرَامٍ فَحَرِّمُوهُ أَلَا لَا يَحِلُّ لَكُمْ لَحْمُ الْحِمَارِ الْأَهْلِيِّ وَلَا كُلُّ ذِي نَابٍ مِنْ السَّبُعِ وَلَا لُقَطَةُ مُعَاهِدٍ إِلَّا أَنْ يَسْتَغْنِيَ عَنْهَا صَاحِبُهَا وَمَنْ نَزَلَ بِقَوْمٍ فَعَلَيْهِمْ أَنْ يَقْرُوهُ فَإِنْ لَمْ يَقْرُوهُ فَلَهُ أَنْ يُعْقِبَهُمْ بِمِثْلِ قِرَاهُ

      Artinya : Dari Al Miqdam bin Ma’di Karib dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Ketahuilah, sesungguhnya aku diberi Al -Qur’an dan yang semisal bersamanya (As Sunnah). Lalu ada seorang laki-laki yang dalam keadaan kekenyangan duduk di atas kursinya berkata, “Hendaklah kalian berpegang teguh dengan Al-Qur’an! Apa yang kalian dapatkan dalam Al-Qur’an dari perkara halal maka halalkanlah. Dan apa yang kalian dapatkan dalam Al-Qur’an dari perkara haram maka haramkanlah. Ketahuilah! Tidak dihalalkan bagi kalian daging himar jinak, daging binatang buas yang bertaring dan barang temuan milik orang kafir mu’ahid (kafir dalam janji perlindungan penguasa Islam, dan barang temuan milik muslim lebih utama) kecuali pemiliknya tidak membutuhkannya. Dan barangsiapa singgah pada suatu kaum hendaklah mereka menyediakan tempat, jika tidak memberikan tempat hendaklah memberikan perlakukan sesuai dengan sikap jamuan mereka.”

Pembaca sekalian apabila kita ingin dimenangkan oleh Allah, maka kita harus berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi saw.  Dan apabila kita ingin dituliskan sebagai seorang syuhada’ maka kita juga harus berpegang teguh dengan Al Qur’an dan Sunnah Nabi”

Demikian artikel yang bisa disampaikan, semoga kita bisa menjadi muslim yang berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan Sunnah Rosulullah. Serta, semoga kita termasuk orang-orang yang dicatat sebagai pejuang pembebas Pallestina.. Aamiin. 

Wallahu A’lam Bish showab

renungan

Renungan Tentang Pesan Al Qur’an oleh Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyah

Perhatikanlah pesan Al Qur’an, niscaya anda bertemu Maharaja yang memiliki seluruh kerajaan, seluruh pujian, kendali segala urusan ada di tanganNya, sumbernya adalah Dia, tempat kembalinya adalah Dia, tidak ada sesuatu pun di penjuru kerajaan Nya yang samar bagiNya, Maha Mengetahui apa yang ada di dalam jiwa hamba-hamba Nya, mengetahui rahasia mereka dan apa yang nampak dari mereka, Maha Esa dalam mengatur kerajaan Nya, mendengar dan melihat, memberi dan menghalangi, memberi pahala dan menghukum, memuliakan dan merendahkan, menciptakan dan memberi Rizki, menghidupkan dan mematikan, menakdirkan, memutuskan, dan mengatur.

(pesan Al Qur’an juga menyatakan bahwa) segala urusan yang besar dan yang kecil turun dari sisi Nya dan naik kepada Nya, seekor semut tidak bergerak kecuali dengan izin Nya, sehelai daun tidak jatuh kecuali diketahui Nya.

(Pesan Al Qur’an) Allah menyanjung wali-wali Nya (para kekasih Allah) dengan amal-amal mereka yang shalih dan sifat-sifat mereka yang terbaik, serta mencela musuh-musuh Nya dengan perbuatan-perbuatan mereka yang buruk dan sifat-sifat mereka yang jelek.

Allah juga membuat perumpamaan, menghadirkan dalil-dalil dan argumentasi-argumentasi secara beragam, menjawab syubhat-syubhat paramusuhdengan jawaban-jawaban paling baik, membenarkan orang benar, mendustakan orang yang dusta, membimbing ke jalan yang benar, mengajak kepada surga Darussalam, menyebutkan sifat-sifatnya, kebaikan dan kenikmatan didalamnya.

Allah juga memperingatkan tentang api neraka dan mengingatkan azabnya, keburukan dan penderitaan di dalamnya. Mengingatkan hamba-hamba-Nya bahwa mereka bergantung pada Nya, sangat membutuhkan Nya dalam segala keadaan, bahwa mereka tidak bisa tidak membutuhkan Nya sekejap mata pun.

Allah juga mengingatkan ketidakbutuhan Nya dari mereka dan dari seluruh makhluk, bahwa Dia Maha Cukup dengan Diri Nya Sendiri dan tidak membutuhkan selain Nya, justru selain Nya bergantung pada Nya dan bahwa tidaklah seseorang mendapatkan kebaikan sekecil semut atau lebih, kecuali dengan karunia dan Rahmat Nya, serta tidaklah dia mendapatkan keburukan sekecil semut atau lebih, kecuali dengan keadilan dan hikmah Nya.

Bila hati para hamba melalui Al Qur’an menyaksikan Maha Raja Yang Maha Agung, Maha Penyayang, Maha Pemurah, lagi Maha Indah, bila Dia demikian, lalu bagaimana bisa jiwa para hamba tidak mencintai Nya dan tidak berlomba untuk bisa dekat kepada Nya, dan memberikan nafasnya untuk mendapatkan kasih sayang Nya, serta Dia menjadi sesuatu yang paling dicintainya daripada selain Nya, dan keridhaan Nya adalah sesuatu yang harus didahulukan atas keridhaan selain Nya? Bagaimana jiwa hamba tidak tergerak untuk mengingatNya, cinta dan kerinduan kepada Nya serta ketenangan dengan Nya, menjadi makanan utamanya, sumber kekuatannya dan kesembuhannya, dimana bila ia hilang, maka ia akan rusak dan binasa sehingga kehidupannya tidak lagi berguna ?

Bentuk-Bentuk Mengabaikan Al Quran

2

إِنَّ اللَّهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ

Sesungguhnya Allah mengangkat derajat seseorang dengan kitab ini (Al Qur’an) dan merendahkan yang lain dengan kitab ini.” (HR. Muslim no. 817, dari ‘Umar bin Al Khattab)
https://rumaysho.com/

Mungkin kita sebagai seorang manusia pasti pernah merasakan dihina, dihujat atau direndahkan oleh manusia lain. Namun, jika Allah sudah mengangkat derajat kita sebagai hamba-Nya yang mulia maka penilaian yang dilakukan manusia pada kita sudah tak penting lagi. Banyak manusia yang mengagung-agungkan dirinya karena kekuasaan yang dimilikinya, atau kekayaan yang berlimpah, atau kesuksesan. Sehingga, banyak orang yang mengagumi dirinya dan memuliakannya.

Sudah sepantasnya, seorang manusia itu mengejar kemuliaan bukan dengan dunia yang hina dan sifatnya sementara. Melainkan dengan Al Quran, yang kemuliannya terjaga sepanjang masa. Yang dengan diturunkannya telah mengangkat derajat masyarakat Arab yang jahiliah menjadi para pemimpin yang menguasai 2/3 dunia.

Meski begitu, masih saja banyak manusia mencari kemuliaan dengan cara lain dan mengabaikan Al Quran yang telah dijamin untuknya. Padahal ini termasuk bentuk kehinaan bagi seorang hamba yang menjadikan Al Quran sesuatu yang dilalaikan. Di bawah ini mencakup bentuk-betuk mengabaikan Al Quran:

  1. Pertama : Tidak mendengarkannya, tidak beriman padanya, dan tidak menyimaknya.
  2. Kedua : Tidak mengamalkan (ajaran yang terkandung di dalamnya) dan tidak berpijak pada halal dan haram (yang termuat didalamnya), sekalipun dia membaca dan mengimaninya.
  3. Ketiga : Tidak menjadikannya sebagai hakim dan tidak mencari keputusan hukum kepadanya.
  4. Keempat : Tidak merenungkannya, tidak memahaminya dan tidak mengetahui apa yang diinginkan Allah darinya yang dengannya Dia berbicara.
  5. Kelima : Tidak menggunakannya sebagai obat penyembuh dari segala bentuk penyakit hati dan kerusakannya, dimana seseorang mencari kesembuhan penyakit dari selain al Quran, dan tidak menggunakan Al Quran sebagai obat. Semua itu termasuk dalam firman Allah :

 

وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَٰنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ

“Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.” (Az Zukhruf : 36)
Referensi: https://tafsirweb.com/

 

Orang-orang diatas memendam kesempitan di dalam dada mereka terhadap Al Quran, padahal mereka mengetahui hal itu dari jiwa mereka dan menyadarinya dari dalam dada mereka. Anda tidak melihat seseorang pelaku bid’ah pun dalam agamanya, kecuali di dalam hatinya terdapat perasaan sempit terhadap ayat Al Quran yang menghalangi dirinya dari keinginannya.

 

Sumber : Dr. Ahmad bin Utsman Al Mazyad. 2018. Pesan-Pesan Emas. Jakarta : Darul Haq.

Quran-and-ph-1024x1024

Bersujudnya Dokter Amerika, Perawat Pria dan Dua Orang Wanita Karena Ayat Allah

Seorang dokter wanita Amerika menghadapi masalah besar di sebuah rumah sakit bersalim, ketika dua orang perempuan bertengkar tentang kepemilikan bayi laki-laki, mereka memperubatkannya. Semua instansi resmi ikut berdatangan untuk menyelesaikan masalah ini. Beberapa saat kemudian, datanglah datanglah seorang ulama muslim dengan membawa cahaya Allah untuk menentukan putusan terhadap tragedy yang menegangkan ini.

Dia berkata, “Bukankah kalian memiliki seuruh peralatan yang detail? Bukankah kalian menguasai teknologi terbaru yang bisa digunakan untuk menimbang secara tepat dan mendetail? Timbanglah berat air susu dari dua perempuan ini. Siapa yang berat air susunya lebih banyak dua kali lipat dari yang lain maka bayi laki-laki itu adalah anaknya, sedangkan perempuan yang satunya adalah ibu dari bayi perempuan itu.”

Ketika mereka mengerjakan itu mereka tercegang luar biasa. Mereka melihat keajaiban ciptaan Allah berapa jumlah air susu yang dua kali lipat daripada yang lain. Seorang dokter senior ingin mendapatkan jawaban dari keheranannya, dia menanyakan hal itu kepada ulama muslim tersebut tentang pengetahuan yang menembus sampai ke wilayah yang sangat teliti seperti itu termasuk sumbernya,

أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ

Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan); Dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui.”
(Al Mulk : 14)

Sesungguhnya, Allah berfirman dan firman-Nya pasti benar.

يُوصِيكُمُ اللَّهُ فِي أَوْلَادِكُمْ ۖ لِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْأُنْثَيَيْنِ ۚ فَإِنْ كُنَّ نِسَاءً فَوْقَ اثْنَتَيْنِ فَلَهُنَّ ثُلُثَا مَا تَرَكَ ۖ وَإِنْ كَانَتْ وَاحِدَةً فَلَهَا النِّصْفُ ۚ وَلِأَبَوَيْهِ لِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا السُّدُسُ مِمَّا تَرَكَ إِنْ كَانَ لَهُ وَلَدٌ ۚ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ وَلَدٌ وَوَرِثَهُ أَبَوَاهُ فَلِأُمِّهِ الثُّلُثُ ۚ فَإِنْ كَانَ لَهُ إِخْوَةٌ فَلِأُمِّهِ السُّدُسُ ۚ مِنْ بَعْدِ وَصِيَّةٍ يُوصِي بِهَا أَوْ دَيْنٍ ۗ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ لَا تَدْرُونَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ لَكُمْ نَفْعًا ۚ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا

“Allah mensyari’atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separo harta. Dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” ( An nisa : 11)

Dokter itu langsung bersujud kepada Allah, ibu dari bayi laki-laki itu juga bersujud kepada Allah, demikian pula ibu yang membuat kebohongan yakni ibu dari bayi perempuan itu juga bersujud kepada Allah seraya mengakui kesalahannya dan mengagumi ciptaan Allah.

Dokter itu bersujud, para perawat ikut bersujud, sebagian pasien juga turut bersujud, orang-orang lain yang hadir di tempat itu juga ikut menyungkur diri bersujud kepada ALLAH.

 

Sumber : Abu Abdurrahman Shalih. 2019. Mukjizat Terkini. Solo : Media Islamika

Bersujudnya Dokter Amerika, Perawat Pria dan Dua Orang Wanita Karena Ayat Allah

Seorang dokter wanita Amerika menghadapi masalah besar di sebuah rumah sakit bersalim, ketika dua orang perempuan bertengkar tentang kepemilikan bayi laki-laki, mereka memperubatkannya. Semua instansi resmi ikut berdatangan untuk menyelesaikan masalah ini. Beberapa saat kemudian, datanglah datanglah seorang ulama muslim dengan membawa cahaya Allah untuk menentukan putusan terhadap tragedy yang menegangkan ini.

Dia berkata, “Bukankah kalian memiliki seuruh peralatan yang detail? Bukankah kalian menguasai teknologi terbaru yang bisa digunakan untuk menimbang secara tepat dan mendetail? Timbanglah berat air susu dari dua perempuan ini. Siapa yang berat air susunya lebih banyak dua kali lipat dari yang lain maka bayi laki-laki itu adalah anaknya, sedangkan perempuan yang satunya adalah ibu dari bayi perempuan itu.”

Ketika mereka mengerjakan itu mereka tercegang luar biasa. Mereka melihat keajaiban ciptaan Allah berapa jumlah air susu yang dua kali lipat daripada yang lain. Seorang dokter senior ingin mendapatkan jawaban dari keheranannya, dia menanyakan hal itu kepada ulama muslim tersebut tentang pengetahuan yang menembus sampai ke wilayah yang sangat teliti seperti itu termasuk sumbernya,

أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ

Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan); Dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui.”
(Al Mulk : 14)

Sesungguhnya, Allah berfirman dan firman-Nya pasti benar.

يُوصِيكُمُ اللَّهُ فِي أَوْلَادِكُمْ ۖ لِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْأُنْثَيَيْنِ ۚ فَإِنْ كُنَّ نِسَاءً فَوْقَ اثْنَتَيْنِ فَلَهُنَّ ثُلُثَا مَا تَرَكَ ۖ وَإِنْ كَانَتْ وَاحِدَةً فَلَهَا النِّصْفُ ۚ وَلِأَبَوَيْهِ لِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا السُّدُسُ مِمَّا تَرَكَ إِنْ كَانَ لَهُ وَلَدٌ ۚ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ وَلَدٌ وَوَرِثَهُ أَبَوَاهُ فَلِأُمِّهِ الثُّلُثُ ۚ فَإِنْ كَانَ لَهُ إِخْوَةٌ فَلِأُمِّهِ السُّدُسُ ۚ مِنْ بَعْدِ وَصِيَّةٍ يُوصِي بِهَا أَوْ دَيْنٍ ۗ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ لَا تَدْرُونَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ لَكُمْ نَفْعًا ۚ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا

“Allah mensyari’atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separo harta. Dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” ( An nisa : 11)

Dokter itu langsung bersujud kepada Allah, ibu dari bayi laki-laki itu juga bersujud kepada Allah, demikian pula ibu yang membuat kebohongan yakni ibu dari bayi perempuan itu juga bersujud kepada Allah seraya mengakui kesalahannya dan mengagumi ciptaan Allah.

Dokter itu bersujud, para perawat ikut bersujud, sebagian pasien juga turut bersujud, orang-orang lain yang hadir di tempat itu juga ikut menyungkur diri bersujud kepada ALLAH.

 

Sumber : Abu Abdurrahman Shalih. 2019. Mukjizat Terkini. Solo : Media Islamika