Bentuk-Bentuk Mengabaikan Al Quran

2

إِنَّ اللَّهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ

Sesungguhnya Allah mengangkat derajat seseorang dengan kitab ini (Al Qur’an) dan merendahkan yang lain dengan kitab ini.” (HR. Muslim no. 817, dari ‘Umar bin Al Khattab)
https://rumaysho.com/

Mungkin kita sebagai seorang manusia pasti pernah merasakan dihina, dihujat atau direndahkan oleh manusia lain. Namun, jika Allah sudah mengangkat derajat kita sebagai hamba-Nya yang mulia maka penilaian yang dilakukan manusia pada kita sudah tak penting lagi. Banyak manusia yang mengagung-agungkan dirinya karena kekuasaan yang dimilikinya, atau kekayaan yang berlimpah, atau kesuksesan. Sehingga, banyak orang yang mengagumi dirinya dan memuliakannya.

Sudah sepantasnya, seorang manusia itu mengejar kemuliaan bukan dengan dunia yang hina dan sifatnya sementara. Melainkan dengan Al Quran, yang kemuliannya terjaga sepanjang masa. Yang dengan diturunkannya telah mengangkat derajat masyarakat Arab yang jahiliah menjadi para pemimpin yang menguasai 2/3 dunia.

Meski begitu, masih saja banyak manusia mencari kemuliaan dengan cara lain dan mengabaikan Al Quran yang telah dijamin untuknya. Padahal ini termasuk bentuk kehinaan bagi seorang hamba yang menjadikan Al Quran sesuatu yang dilalaikan. Di bawah ini mencakup bentuk-betuk mengabaikan Al Quran:

  1. Pertama : Tidak mendengarkannya, tidak beriman padanya, dan tidak menyimaknya.
  2. Kedua : Tidak mengamalkan (ajaran yang terkandung di dalamnya) dan tidak berpijak pada halal dan haram (yang termuat didalamnya), sekalipun dia membaca dan mengimaninya.
  3. Ketiga : Tidak menjadikannya sebagai hakim dan tidak mencari keputusan hukum kepadanya.
  4. Keempat : Tidak merenungkannya, tidak memahaminya dan tidak mengetahui apa yang diinginkan Allah darinya yang dengannya Dia berbicara.
  5. Kelima : Tidak menggunakannya sebagai obat penyembuh dari segala bentuk penyakit hati dan kerusakannya, dimana seseorang mencari kesembuhan penyakit dari selain al Quran, dan tidak menggunakan Al Quran sebagai obat. Semua itu termasuk dalam firman Allah :

 

وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَٰنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ

“Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.” (Az Zukhruf : 36)
Referensi: https://tafsirweb.com/

 

Orang-orang diatas memendam kesempitan di dalam dada mereka terhadap Al Quran, padahal mereka mengetahui hal itu dari jiwa mereka dan menyadarinya dari dalam dada mereka. Anda tidak melihat seseorang pelaku bid’ah pun dalam agamanya, kecuali di dalam hatinya terdapat perasaan sempit terhadap ayat Al Quran yang menghalangi dirinya dari keinginannya.

 

Sumber : Dr. Ahmad bin Utsman Al Mazyad. 2018. Pesan-Pesan Emas. Jakarta : Darul Haq.

Quran-and-ph-1024x1024

Bersujudnya Dokter Amerika, Perawat Pria dan Dua Orang Wanita Karena Ayat Allah

Seorang dokter wanita Amerika menghadapi masalah besar di sebuah rumah sakit bersalim, ketika dua orang perempuan bertengkar tentang kepemilikan bayi laki-laki, mereka memperubatkannya. Semua instansi resmi ikut berdatangan untuk menyelesaikan masalah ini. Beberapa saat kemudian, datanglah datanglah seorang ulama muslim dengan membawa cahaya Allah untuk menentukan putusan terhadap tragedy yang menegangkan ini.

Dia berkata, “Bukankah kalian memiliki seuruh peralatan yang detail? Bukankah kalian menguasai teknologi terbaru yang bisa digunakan untuk menimbang secara tepat dan mendetail? Timbanglah berat air susu dari dua perempuan ini. Siapa yang berat air susunya lebih banyak dua kali lipat dari yang lain maka bayi laki-laki itu adalah anaknya, sedangkan perempuan yang satunya adalah ibu dari bayi perempuan itu.”

Ketika mereka mengerjakan itu mereka tercegang luar biasa. Mereka melihat keajaiban ciptaan Allah berapa jumlah air susu yang dua kali lipat daripada yang lain. Seorang dokter senior ingin mendapatkan jawaban dari keheranannya, dia menanyakan hal itu kepada ulama muslim tersebut tentang pengetahuan yang menembus sampai ke wilayah yang sangat teliti seperti itu termasuk sumbernya,

أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ

Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan); Dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui.”
(Al Mulk : 14)

Sesungguhnya, Allah berfirman dan firman-Nya pasti benar.

يُوصِيكُمُ اللَّهُ فِي أَوْلَادِكُمْ ۖ لِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْأُنْثَيَيْنِ ۚ فَإِنْ كُنَّ نِسَاءً فَوْقَ اثْنَتَيْنِ فَلَهُنَّ ثُلُثَا مَا تَرَكَ ۖ وَإِنْ كَانَتْ وَاحِدَةً فَلَهَا النِّصْفُ ۚ وَلِأَبَوَيْهِ لِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا السُّدُسُ مِمَّا تَرَكَ إِنْ كَانَ لَهُ وَلَدٌ ۚ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ وَلَدٌ وَوَرِثَهُ أَبَوَاهُ فَلِأُمِّهِ الثُّلُثُ ۚ فَإِنْ كَانَ لَهُ إِخْوَةٌ فَلِأُمِّهِ السُّدُسُ ۚ مِنْ بَعْدِ وَصِيَّةٍ يُوصِي بِهَا أَوْ دَيْنٍ ۗ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ لَا تَدْرُونَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ لَكُمْ نَفْعًا ۚ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا

“Allah mensyari’atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separo harta. Dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” ( An nisa : 11)

Dokter itu langsung bersujud kepada Allah, ibu dari bayi laki-laki itu juga bersujud kepada Allah, demikian pula ibu yang membuat kebohongan yakni ibu dari bayi perempuan itu juga bersujud kepada Allah seraya mengakui kesalahannya dan mengagumi ciptaan Allah.

Dokter itu bersujud, para perawat ikut bersujud, sebagian pasien juga turut bersujud, orang-orang lain yang hadir di tempat itu juga ikut menyungkur diri bersujud kepada ALLAH.

 

Sumber : Abu Abdurrahman Shalih. 2019. Mukjizat Terkini. Solo : Media Islamika

Bersujudnya Dokter Amerika, Perawat Pria dan Dua Orang Wanita Karena Ayat Allah

Seorang dokter wanita Amerika menghadapi masalah besar di sebuah rumah sakit bersalim, ketika dua orang perempuan bertengkar tentang kepemilikan bayi laki-laki, mereka memperubatkannya. Semua instansi resmi ikut berdatangan untuk menyelesaikan masalah ini. Beberapa saat kemudian, datanglah datanglah seorang ulama muslim dengan membawa cahaya Allah untuk menentukan putusan terhadap tragedy yang menegangkan ini.

Dia berkata, “Bukankah kalian memiliki seuruh peralatan yang detail? Bukankah kalian menguasai teknologi terbaru yang bisa digunakan untuk menimbang secara tepat dan mendetail? Timbanglah berat air susu dari dua perempuan ini. Siapa yang berat air susunya lebih banyak dua kali lipat dari yang lain maka bayi laki-laki itu adalah anaknya, sedangkan perempuan yang satunya adalah ibu dari bayi perempuan itu.”

Ketika mereka mengerjakan itu mereka tercegang luar biasa. Mereka melihat keajaiban ciptaan Allah berapa jumlah air susu yang dua kali lipat daripada yang lain. Seorang dokter senior ingin mendapatkan jawaban dari keheranannya, dia menanyakan hal itu kepada ulama muslim tersebut tentang pengetahuan yang menembus sampai ke wilayah yang sangat teliti seperti itu termasuk sumbernya,

أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ

Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan); Dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui.”
(Al Mulk : 14)

Sesungguhnya, Allah berfirman dan firman-Nya pasti benar.

يُوصِيكُمُ اللَّهُ فِي أَوْلَادِكُمْ ۖ لِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْأُنْثَيَيْنِ ۚ فَإِنْ كُنَّ نِسَاءً فَوْقَ اثْنَتَيْنِ فَلَهُنَّ ثُلُثَا مَا تَرَكَ ۖ وَإِنْ كَانَتْ وَاحِدَةً فَلَهَا النِّصْفُ ۚ وَلِأَبَوَيْهِ لِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا السُّدُسُ مِمَّا تَرَكَ إِنْ كَانَ لَهُ وَلَدٌ ۚ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ وَلَدٌ وَوَرِثَهُ أَبَوَاهُ فَلِأُمِّهِ الثُّلُثُ ۚ فَإِنْ كَانَ لَهُ إِخْوَةٌ فَلِأُمِّهِ السُّدُسُ ۚ مِنْ بَعْدِ وَصِيَّةٍ يُوصِي بِهَا أَوْ دَيْنٍ ۗ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ لَا تَدْرُونَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ لَكُمْ نَفْعًا ۚ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا

“Allah mensyari’atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separo harta. Dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” ( An nisa : 11)

Dokter itu langsung bersujud kepada Allah, ibu dari bayi laki-laki itu juga bersujud kepada Allah, demikian pula ibu yang membuat kebohongan yakni ibu dari bayi perempuan itu juga bersujud kepada Allah seraya mengakui kesalahannya dan mengagumi ciptaan Allah.

Dokter itu bersujud, para perawat ikut bersujud, sebagian pasien juga turut bersujud, orang-orang lain yang hadir di tempat itu juga ikut menyungkur diri bersujud kepada ALLAH.

 

Sumber : Abu Abdurrahman Shalih. 2019. Mukjizat Terkini. Solo : Media Islamika

exploratek_daily_en

Ma’had Daily Activity

78307062_120596789405677_5936134635502174208_n 78465512_125563978908958_8725406368846053376_n 79228115_120596839405672_7383471887642263552_n 79848396_125564028908953_4995504898956066816_n IMG-20191216-WA0025 IMG-20200118-WA0011 IMG-20200118-WA0012 IMG-20200118-WA0015 IMG-20200118-WA0018 IMG-20200118-WA0019 IMG-20200118-WA0021 IMG-20200118-WA0060 IMG-20200118-WA0061 IMG-20200118-WA0062 IMG-20200118-WA0063 IMG-20200118-WA0064 IMG-20200118-WA0065 IMG-20200118-WA0066 IMG-20200118-WA0067 IMG-20200118-WA0068 IMG-20200119-WA0002 IMG-20200119-WA0003 ltqalhusnayain_20200119_1 ltqalhusnayain_20200119_8 ltqalhusnayain_20200119_9 ltqalhusnayain_20200119_10 ltqalhusnayain_20200119_11 ltqalhusnayain_20200119_12

Ujian Semester Mahasantri

Rabu, 18 Desember 2019

Ujian Akhir Mahasantri Al-Husnayain Tahun Ajaran 2019/2020

 

Segala sesuatu yang berujung ada akhirnya.

Segala sesuatu yang dipelajari ada ujiannya.

Segala macam ujian pasti terlewati, kata seorang santri yang tidak sabar menanti masa liburan.

Pertanyaannya, bukankah melewati ujian tidak menyenangkan tanpa persiapan?

 

Muroja’ah hapalan dari waktu sahur sampai bertemu malam, tidur sebentar tidak terasa, sudah bertemu pagi lagi, beraktivitas ishoma dan beberapa piket yang dikerjakan bersama, begitu cepat berlalu hingga bertemu sore hari. Kewajiban rutin sore setiap mahasantri untuk mengajar les dan TPA Qur’an di beberapa penjuru tempat dan masjid, serta menyimak setoran hapalan para santri Kuttab Al-Husnayain. Selesainya, hari sudah gelap lagi. Shalat wajib berjama’ah mahasantri tak luput ditinggalkan. Setelahnya, halaqoh malam menjadi paten meskipun mata sudah 5 watt seakan merindukan pulau kapuk dan pikiran membayang. Tidak, azzam untuk setoran esok Subuh harus ditanam agar secercah cahaya datang menyabarkan duduknya penghapal Qur’an di malam hari. Tunggu, ternyata fakta ilmiah menyebutkan bahwa otak masih tetap aktif ketika kita tidur. Kemampuanpengorganisasianulanguntukmemperkuatmemoridilakukanotaksaatkitaterlelaptidur. Maka dari itu, akan berbeda hasil setoran hapalan beberapa saat langsung dengan setoran hapalan setelah tidur di malam hari. MasyaAllah Tabarokallahu Ta’Ala dengan segala Ciptaan-Nya

Aktivitas rutin berlalu sangat cepat, hari demi hari mengejar bulan.

Tibalah di penghujung semester, santri diradang ujian dirosah yang yang sangat padat. Dalam masa ujian 3 hari saja, mahasantri semester III menyelesaikan 9 mata kuliah dirosah Islamiyah, meliputi ujian lisan Tajwid, Bahasa Arab, Syakhsiyah Qur’aniyah, Ilmu Dakwah, Adab Thollabul ‘Ilmi, Ushul Fiqih, Aqidah, Musthalah Hadits, dan Peradaban Islam. Sedangkan mahasantri semester I menyelesaikan 5 mata kuliah dirosah, yakni Tajwid, Syakhsiyah Qur’aniyah, Adab Thollabul ‘Ilm, Aqidah, dan Siroh Nabawiyah. Tidak ada seorang pun

Begitu padatnya jadwal ujian pada akhirnya terlewati ditambah lagi beban setoran muroja’ah para santri di sela-sela hari ujian. Beberapa diantaranya maju 4 juz dan 5 juz sekali duduk. Ujian bukanlah penghadang setoran tetapi ujian penantang setoran karena berani setoran itu baik dan menahan setoran itu menunda kebaikan.

Tidakmudah, namunsiapabersungguh-sungguh Allah pastiberikanjalandan Allah tidakakanpernahmenyia-nyiakanpahala orang-orang yang berbuatkebaikan. Tidakkahdinamakankebaikanmembaca 1 huruf Al-Qur’an yang diganjar Allah dengan 10 kebaikan? Makadariitu, meninggalkan Al-Qur’an walausehariadalahmerindudantidakakanpernahtenanghatiinitanpamenyeduhpenawarnya. Seperti Firman-Nya :

 

ﻭَﻧُﻨَﺰّﻝُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﻣَﺎ ﻫُﻮَ ﺷِﻔَﺂﺀٌ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔٌ ﻟّﻠْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﻭَﻻَ ﻳَﺰِﻳﺪُ ﺍﻟﻈّﺎﻟِﻤِﻴﻦَ ﺇَﻻّ ﺧَﺴَﺎﺭﺍ

 

Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” (QS. Al-Israa’: 82).

 

Dan seperti  yang Rasulullah katakan di sebuah hadist riwayat Ibnu Mas’ud

 

عَنْ عَبْد اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ رضى الله عنه يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عه وسلم- « مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ ».

 

“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469)

 

Dan Janji Allah yang tak pernah menyiakan hamba-Nya

 

إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقالَ ذَرَّةٍ وَإِنْ تَكُ حَسَنَةً يُضاعِفْها وَيُؤْتِ مِنْ لَدُنْهُ أَجْراً عَظِيماً (40) فَكَيْفَ إِذا جِئْنا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنا بِكَ عَلى هؤُلاءِ شَهِيداً (41) يَوْمَئِذٍ يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَعَصَوُا الرَّسُولَ لَوْ تُسَوَّى بِهِمُ الْأَرْضُ وَلا يَكْتُمُونَ اللَّهَ حَدِيثاً (42)
Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah; dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipatgandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar. Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti) apabila Kami mendatangkan seorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu). Dan hari itu orang-orang kafir dan orang-orang yang mendurhakai rasul ingin supaya mereka disamaratakan dengan tanah, dan mereka tidak dapat menyembunyikan (dari Allah) sesuatu kejadian pun.”

Masyaallahkeutamaan yang begitubesar, kurangapalagibagipenghapalKalamullah? Kurangsabar, kurangistighfar. Iya.

Asah Potensi Diri Melalui Muhadhoroh

Rabu, 18 Desember 2019

Muhadhoroh Mahasantri

 

Target setoran hapalan menanti setiap hari. Mengejar ayat demi ayat, halaman-demi halaman, lembar demi lembar, juz demi juz, menyelesaikan hapalan yang semoga semuanya selalu karena Allah. Di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Husnyaian ini, para mahasantri dididik menjadi da’iyah yang berdasar Qur’an, dibina dengan keterampilan-keterampilan, dan diajarkan pelajaran/dirosah Islamiyah yang membekali mereka untuk kehidupan yang sebenarnya, yakni hidup berdakwah di tengah-tengah masyarakat.

Al-Qur’an yang sejatinya tidak pernah membosankan hati mukmin yang bersih. Namun, kepayahan yang kadangkala mendatangi kegiatan halaqoh para santri berusaha disirnakan dengan berbagai kegiatan selingan. Mukmin mana yang tidak ingin hatinya bersih agar tidak pernah jemu dengan Al-Qur’an. Maka dari itu, salah satu kegiatan selingan diantara padatnya hari-hari santri untuk fokus hapalan dan mencerna berbagai mata kuliah dirosah adalah muhadhoroh. Kegiatan ini dihadiri seluruh penghuni asrama, meliputi para asatidzah dan mahasantri yang tidak ikut tampil.

Seperti halnya pondok pesantren lain, kegiatan ini diisi langsung oleh mahasantri. Mereka memutar otak agar penampilannya bisa sekreatif mungkin dan memukau. Susunan acara yang diawali pembukaan dan tilawah Qur’an, kemudian dilanjutkan  dengan khotbah berbagai bahasa. Beberapa mahasantri yang cakap berbahasa asing/berbahasa daerah aktif dijagokan menjadi kandidat, diantaranya tetu saja bahasa Arab, Bahasa Inggris, Bahasa Jawa, Bahasa NTT, dan Bahasa Indonesia. Diantara pembacaan khotbah-khotbah oleh mahasantri diselingi jeda iklan yang menggelak tawa penonton. Iklan parodi yang dimainkan dengan berbagai kostum dan make up lucu-lucuan.

Ada pula acara parodi peragaan busana yang pada akhirnya menimbulkan ketegangan penonton dengan dimatikannya lampu panggung lalu muncul dua sosok berpakain putih dengan rambut hitam panjang terurai ke depan wajah dalam kondisi kaki yang tidak nampak terlihat, menyerbu keramaian penonton dari belakang di sela keasyikan penonton menyaksikan acara menghadap depan. Ada yang merespon dengan berteriak histeris, ada pula yang biasa saja dan hanya tersenyum seolah tahu kondisi yang akan terjadi, bahkan ada yang sampai menangis ketakutan. Ternyata kondisi mood dan hati begitu berubah. Lihat saja ketika acara puncak muhadhoroh di pondokan.

Puncak acara yang tidak kalah dan begitu menyentuh hati mengambil tema “Kembali Keharibaan Allah”. Sebuah drama dari kisah hidup terakhir baginda Rasulullah yang meninggalkan kita dengan kata-kata beliau yang senantiasa mengingat kita walau di akhir hayat beliau, “Ummatii…. Ummatii…. Ummatii….”. Dan ingatlah selalu apa yang beliau wasiatkan kepada seluruh manusia. “Wahai manusia, Allah telah menjelaskan bagi kalian dalam Alquran, apa yang halal dan haram bagi kalian, apa yang boleh dilakukan dan perkara yang mesti ditinggalkan. Halalkanlah apa yang memang halal bagi kalian, dan haramkanlah apa yang memang haram buat kalian. Percayalah kepada ayat-ayat mutsyabih, kerjakankanlah ayat-ayat yang sudah terang benderang dan ambillah I’tibar dari ayat-ayat perumpaan.” Rasul pun mengangkat kepalanya dan berkata,”Ya Allah aku telah sampaikan (wasiatku) maka saksikanlah.” 

Drama ini diperankan para mahasantri menjadi beberapa tokoh sahabat dekat beliau yang hadir di akhir-akhir masa beberapa saat sebelum wafat. Berbagai kostum penunjang tokoh sahabat zaman dahulu digunakan, mulai dari sorban, tongkat dari ranting pohon, sarung, kumis ala-ala, dan serba-serbi lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Di akhir acara, mereka menampilkan persembahan nasyid Rasululllah untuk mengenang dan mengingatkan kita betapa cintanya beliau kepada umat yang akan ditinggalkan. Dengan begitu, akankah kita ambil bagian ? Jika iya, masihkah istiqomah di sayap kanan ? Sayap kanan dengan bagiannya tersendiri, golongan yang berniat menjaga kitab-Nya. InsyaAllah Aamiin.

savings_650x400_41519054634

Baksos Kuttab Al Husnayain

 

mahad-aly5

Berbuka Bersama