Bentuk-Bentuk Mengabaikan Al Quran
إِنَّ اللَّهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ
“Sesungguhnya Allah mengangkat derajat seseorang dengan kitab ini (Al Qur’an) dan merendahkan yang lain dengan kitab ini.” (HR. Muslim no. 817, dari ‘Umar bin Al Khattab)
https://rumaysho.com/
Mungkin kita sebagai seorang manusia pasti pernah merasakan dihina, dihujat atau direndahkan oleh manusia lain. Namun, jika Allah sudah mengangkat derajat kita sebagai hamba-Nya yang mulia maka penilaian yang dilakukan manusia pada kita sudah tak penting lagi. Banyak manusia yang mengagung-agungkan dirinya karena kekuasaan yang dimilikinya, atau kekayaan yang berlimpah, atau kesuksesan. Sehingga, banyak orang yang mengagumi dirinya dan memuliakannya.
Sudah sepantasnya, seorang manusia itu mengejar kemuliaan bukan dengan dunia yang hina dan sifatnya sementara. Melainkan dengan Al Quran, yang kemuliannya terjaga sepanjang masa. Yang dengan diturunkannya telah mengangkat derajat masyarakat Arab yang jahiliah menjadi para pemimpin yang menguasai 2/3 dunia.
Meski begitu, masih saja banyak manusia mencari kemuliaan dengan cara lain dan mengabaikan Al Quran yang telah dijamin untuknya. Padahal ini termasuk bentuk kehinaan bagi seorang hamba yang menjadikan Al Quran sesuatu yang dilalaikan. Di bawah ini mencakup bentuk-betuk mengabaikan Al Quran:
- Pertama : Tidak mendengarkannya, tidak beriman padanya, dan tidak menyimaknya.
- Kedua : Tidak mengamalkan (ajaran yang terkandung di dalamnya) dan tidak berpijak pada halal dan haram (yang termuat didalamnya), sekalipun dia membaca dan mengimaninya.
- Ketiga : Tidak menjadikannya sebagai hakim dan tidak mencari keputusan hukum kepadanya.
- Keempat : Tidak merenungkannya, tidak memahaminya dan tidak mengetahui apa yang diinginkan Allah darinya yang dengannya Dia berbicara.
- Kelima : Tidak menggunakannya sebagai obat penyembuh dari segala bentuk penyakit hati dan kerusakannya, dimana seseorang mencari kesembuhan penyakit dari selain al Quran, dan tidak menggunakan Al Quran sebagai obat. Semua itu termasuk dalam firman Allah :
وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَٰنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ
“Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.” (Az Zukhruf : 36)
Referensi: https://tafsirweb.com/
Orang-orang diatas memendam kesempitan di dalam dada mereka terhadap Al Quran, padahal mereka mengetahui hal itu dari jiwa mereka dan menyadarinya dari dalam dada mereka. Anda tidak melihat seseorang pelaku bid’ah pun dalam agamanya, kecuali di dalam hatinya terdapat perasaan sempit terhadap ayat Al Quran yang menghalangi dirinya dari keinginannya.
Sumber : Dr. Ahmad bin Utsman Al Mazyad. 2018. Pesan-Pesan Emas. Jakarta : Darul Haq.